Ziarah ke Makan Sunan Ulun Bin Brata Kusuma (Prabu Tajimalela) Di Limbangan Garut

Sampurasun

Semoga Allah memberikan kita semua umur panjang dan keberkahan dunia serta akhirat.

Makam Sunan Ulun atau Mariana Jaya berlokasi di makam Sunan Cipancar di Kampung Pasir Astana, Desa Pasirwaru, Kecamatan Balubur Limbangan.

Menurut silsilah Sejarah Kerajaan Sumedanglarang  Brata Kusuma atau Prabu Tajimalela atau Batara Tuntang Buana atau Prabu Cakrabuana Raja Sumedang Larang ke 1, antara 712 - 778 Masehi dari istrinya Dewi Mayakasih atau Rangga Wulung, berputra 3 laki-laki, yaitu :  anak ke satu, Prabu Lembu Agung atau Jayadi Brata,  anak ke dua Prabu Gajag Agung atau Atma Brata dan anak ke tiga Sunan Ulun atau Marija Jaya atau Mariana Jaya

Sunan Ulun atau Mariana Jaya, beliau adalah putra bungsu Prabu Tadjimalela atau Brata Kusuma, ada juga yang menyebut Sunan Geusan Ulun, karena mungkin tidak mengetahui wacana sejarah lokal masa kerajaan Sumedanglarang, sehingga nama Sunan Ulun berubah menjadi Sunan Geusan Ulun. 

Sunan Ulun tidak menjadi Raja Sumedanglarang, akan tetapi menjadi Mangkubumi dan Penatagama yang mengajarkan agama, serta menetap dan mendirikan sarana-sarana ibadah di wilayah Cipancar Girang tempat asal Mangkubumi di masa kerajaan Galuh yang dipimpin oleh Prabu Wijaya Kusuma putra pertama Prabu Purbasora raja Galuh ke 4, antara 716-723 Masehi, kemudian dilanjutkan oleh menantunya yaitu Harisdarma atau Mbah Khotib, putranya Prabu Aji Putih Raja Tembong Agung Darmarja 671-721 Masehi yang kini menjadi Komplek Makam Pasir Astana Limbangan.

Di periode Prabu Tajimalela atau Brata Kusuma yang menjadi raja Sumedanglarang Ke 1, antara 721-778 Masehi,  putra bungsunya Sunan Ulun atau Marija Jaya diperintahkan  menjadi Mangkubumi menggantikan Harisdarma atau Mbah Khotib pamannya yang juga mertuanya, karena isterinya Sunan Ulun atau Marija Jaya yaitu Lenggang Sari putranya Harisdarma dari istrinya Mulya Sari, yang makamnya di komplek makam Mbah Khotib bersebelah dengan Sunan Cipancar di Kampung Pasir Astana, Desa Pasirwaru, Kecamatan Balubur Limbangan.

Adapun letak posisi makam Sunan Ulun atau Maridja Jaya berada di posisi paling kiri dalam makam yang dipagar dihapit kiri dan kanan makam Rangga Buana dan makam Mulya Agung, sedangkan makam isterinya Sunan Ulun atau Maridja Jaya yaitu Lenggangsari putrinya Harisdarma atau Haji Muja Hairi atau Mbah Khotib dan Mulyasari, dihapit kiri dan kanan makam Wangsa Dita 1 dan makam Megatsari.

Salam Santun.
Shema Pun Nihawah.




Makam Sunan Ulun di Komplek Makam Limbangan Sunan Cipancar Garut

Makam  Sunan Ulun di Komplek Makam Limbangan Sunan Cipancar Garut


Makam Nyi Raden Lenggang Sari Isterinya Sunan Ulun








Peta Denah Makam-Makam di Komplek Pasir Astana Limbangan Garut












I. Silsilah Prabu Wijaya Kusuma 
Prabu Purbasora dari Galuh Pakuan (sesudah jaman Ri Medang Jati), menikah dengan Lenggang Kencana, mempunyai anak :
1. Prabu Wijaya Kusuma, makamnya di Cipancar Limbangan Garut
1.1 Prabu Permana Di Kusuma (Pandita Ajar Padang), makamnya di Ciseuma Desa Paku  Alam Puncak Damar Darmaraja Sumedang. menikahi Dewi Naganingrum.
1.2. Mulyasari, menikah dengan Sunan Ulun (Mariana Jaya)
1.3. Sintara (Ronggeng), ditikah oleh Astajiwa putra ke 3 dari Dewi Komalasari (Sunan Baeti) dan Aria Bimaraksa.

2. Wiradi Kusuma (Sunan Pamret), makamnya Cipancar Hilir Sumedang, menikah dengan Siti Putih, mempunyai anak :
2.1 Suhasanah, ditikah oleh Usoro, putra ke empat Dewi Komalasari dan Aria Bimaraksa.
2.2 Siti Nurjanah.
2.3 Naga Ningrum, makamnya di Cipancar Hilir Sumedang. ditikah oleh Prabu Permanadi Kusuma (Permana Ajar Padang)

3. Dewi Komalasari (Sunan Pancer / Sunan Baeti - Cipancar Hilir Sumedang), bersuamikan Aria Bimaraksa dari Galuh (716 - 723 M), mempunyai anak :
3.1. Prabu Aji Putih.
3.2. Darma Kusuma.
3.3. Asta Jiwa.
3.4. Usuro
3.5. Siti Putih (Nyimas Iwa Panca Kudra), makamnya di Pasir Tanjung Limbangan Garut
3.7. Lenggang Kencana.



Prabu Wijaya Kusuma, menikah dengan Lenggang Kencana, mempunyai anak :
1.1. Prabu Permana Di Kusuma (Pandita Ajar Padang / Bagawan Sajala-jala), makamnya di Ciseuma Desa Paku Alam Puncak Damar Kecamatan Darmaraja Sumedang. menikahi Dewi Naganingrum, mempunyai anak :
1.1.2 Prabu Ciung Wanara / Prabu Mandaleswara Salakabuana Jaya Prakosa / Buyut Maja, makamnya di Ciseuma Desa Paku Alam Puncak Damar Kecamatan Darmaraja Sumedang.

1.2. Mulya Sari, makamnya Astana Hotib Limbangan Garut), menikah dengan Haris Darma, putra Prabu Guru Aji Putih ke tiga, mempunyai anak :
1.2.2 Nyimas Lenggang Sari, yang ditikah oleh Mariana Jaya (Sunan Ulun), berputra :
1.2.2.1 Rangga Buana, menikah dengan Aminah, mempunyai anak :
1.2.2.1.1 Raga Mulya dan menikah dengan Karina, mempunyai anak :
1.2.2.1.1.1 Siti Mujenar (Maya Sari)  

1.2.2.2 Rangga Kusuma, menikah dengan Rohaeti, mempunyai anak :
1.2.2.2.1 Surya Kanta, menikah dengan Siti Mujenar (Maya Sari), mempunyai anak :
1.2.2.1.1.1.1 Miramaya yang kemudian ditikah oleh Prabu Wirajaya atau Sunan Pagulingan, putra dari Prabu Gajah Agung (Atma Brata) dari istrinya Sari Naga Ningrum.

1.3. Sintara, ditikah oleh Astajiwa


II. Silsilah Sunan Ulun (Mariana Jaya) 
Generasi ke 1
Prabu Aji Putih memperisteri Dewi Nawang Wulan, mempunyai anak :

1. Brata Kusuma (Prabu Tajimalela), memperisteri Rangga Wulung putrinya Jagat Jaya Nata dan Sari Banon Kencana, mempunyai anak :
1.1 Jaya Dibrata (Prabu Lembu Agung).
1.2 Atma Brata (Prabu Gajah Agung)
1.3 Marija Jaya (Sunan Ulun)

2. Sakawayana (Zainal Mustopa / Embah Jalul), Resi Medang Kamulyan Suku Gunung Tampomas, abad ke 7 - 8 M, jaman Prabu Tajimalela (Brata Kusuma)

3. Harisdarma, memperisteri Mulyasari, mempunyai anak :
3.1 Hasmada Mustopa
3.2 Lenggang Sari, diperistri Mariana Jaya (Sunan Ulun).
3.3 Lir Hustadi.

Generasi ke 2
1.3 Mariana Jaya (Sunan Ulun) mempersisteri Lenggang Sari, mempunyai anak :
1.3.1 Rangga Buana, memperisteri Aminah putra no.3 dari pasangan Darma Kusuma dan Siti Nurjanah.
1.3.2 Rangga Kusuma, memperisteri Rohaeti, putra no. 2 dari pasangan Darma Kusuma dan Siti Nurjanah.
1.3.3 Jagat Raksa, memperisteri Siti Ningrum.
1.3.4 Pancanata Kusuma memperisteri Nuryatimah, putra no.4 pasangan Darma Kusuma dan Siti Nurjanah.
1.3.5 Mulya Agung mempersisteriFatimah

Generasi ke 3
1.3.1.1 Rangga Buana, mempersisteri Aminah, mempunyai anak :
1.3.1.1.1 Raga Mulya.
1.3.1.1.2 Sari Fatimah

1.3.2 Rangga Kusuma, mempersisteri Rohaeti, mempunyai anak :
1.3.2.1 Sartini
1.3.2.2 Suryakanta

Generasi ke 4
1.3.1.1.2 Sari Fatimah diperisteri oleh Hidayat putra pasangan Hasmada dan Sarinah (turunan Harisdarma), mempunyai anak :
1.3.1.1.2.1 Fatimah
1.3.1.1.2.2 Hasanah (Banon Pujasari) diperisteri Prabu Lembu Agung (Jaya Dibrata / Batara Sakti).


Makam-Makam : Rangga Buana, Jagat Raksa dan Mulya Agung di Pasir Astana Limbangan.
Makam-makam : Rangga Kusuma, Pancanata Kusuma dan Suryakanta di Sempil Desa Sukasirna Poronggol Kecamatan  Limbangan Garut.



III. Silsilah Prabu Liman Senjaya Kusumah Kerajaan Dayeuh Luhur Limbangan di Pemakaman Pasir Astana Kecamatan Limbangan Garut

Generasi ke 1
1. Prabu Jaya Dewata (Sri Baduga Jaya Dewata / Prabu Siliwangi) x Dewi Inten Dewata (Halimah / Nyi Anten), putri Dalem Pasehan Timanganten (Torogong Garut), berputra ;
1.1 Sunan Dayeuh Manggung, menikah dengan Kurniasih 
1.2 Sunan Gordah, beristri Kartika putra no. 1 Sunan Dayeuh Manggung.
1.3 Siti Maemunah

Generasi ke 2
1.2 Sunan Gordan x Kartika, berputra :
1.2.1 Sunan Ranggalawe, makam RSU Garut sebelah Barat
1.2.2 Sunan Patinggi, makam Kampung Poronggol Kec. Balubur Limbangan
1.2.3 Sunan Rumenggong alias Kuwu Kandang Sakti alias Rakeyan Layaran Wangi, makam Kampung Poronggol Kecamatan Balubur Limbangan.

Generasi ke 3
1.2.3 Sunan Rumenggong x Siti Juminten, mempunyai anak :
1.2.3.1 Prabu Munding Wangi (Sunan Cisorok), makam Cisorok kaki Gunung Pabeasan
1.2.2.2 Buni Wangi alias Puteri Dalem Emas alias Puteri Rambut Kasih (Makam Cikuluwut Limbangan) 

Generasi ke 4
1.2.3.1 Prabu Munding Wangi (Sunan Cisorok) x Odah (Mamah Sari Ningrum), putra Umah Tria dan Nyi Istimaah, mempunyai anak :
1.2.3.1.1 Prabu Sala Langu Laya Kusumah 

Generasi ke 5
1.2.3.1.1 Prabu Sala Langu Laya Kusumah x  Buni Wangi / Puteri Dalem Emas / Puteri Rambut Kasih (1.2.2.1), mempunyai anak :
1.2.3.1.1.1 Santowan Angling Darma atau Dalem Santoan Nusakerta, makamnya di Buah Ngariung Curug Emas - Cadas ngampar - Wado Sumedang.
1.2.3.1.1.2 Hande Liman Senjaya Kusumah.
1.2.3.1.1.3 Wastu Dewa

Generasi ke 6
1.2.3.1.1.1 Santowan Angling Darma atau Dalem Santoan Nusakerta memperisteri Siti Rapiah Mujenar (Asal Talaga), berputra :
1.2.3.1.1.1.1 Dalem Nayawangsa (Rd. Adar Hasata), makam Cipacing Wanakerta Cibatu Garut
1.2.3.1.1.1.2 Dalem Wangsareja
1.2.3.1.1.1.3 Kyai Gede Papandak
1.2.3.1.1.1.4 Kyai Gede Dadap Cangkring
1.2.3.1.1.1.5 Syekh Rd.Nawawi / Kyai Rd. Nawu.

1.2.3.1.1.2 Hande Liman Senjaya memperisteri Siti Rafiah Nursari putra Rd. Istiholi dan Imas Hujah Imah (Asal Talaga), berputra :
1.2.3.1.1.2.1 Liman Senjaya Kusumah (Sunan Cipancar)
1.2.3.1.1.2.2 Ahdiat Senjaya Kusumah.

1.2.3.1.1.3 Prabu Wastu Dewa memperisteri Siti Anggarahaeni putra Rd. Guna dan Imas Asih, berputra :
1.2.3.1.1.3.1 Siti Ratna Sari
1.2.3.1.1.3.2 Sunardi

Generasi ke 7
1.2.3.1.1.3.1 Siti Ratna Sari memperisteri Liman Senjaya Kusumah, mempunyai anak :
1.2.3.1.1.3.1.1 Wangsa Nagara
1.2.3.1.1.3.1.2 Aria Sumanagara
1.2.3.1.1.3.1.3 Nyi Ruhiat
1.2.3.1.1.3.1.4 Jaya Dibrata
1.2.3.1.1.3.1.5 Nyi Raja Panata
1.2.3.1.1.3.1.6 Nyi Jaya Ningrat
1.2.3.1.1.3.1.7 Nyi Raja Mirah

1.2.3.1.1.3.2 Sunardi memperisteri Nyimas Emi, mempunyai anak :
1.2.3.1.1.3.2.1 Anikah

Generasi ke 8
1.2.3.1.1.3.2.1 Anikah memperisteri Dalem Nayawangsa alias Rd. Adar Hasata (1.2.3.1.1.1.1),  mempunyai anak :
1.2.3.1.1.3.2.1.1 Dalem Kudawarsa (Eyang Moreleng).

Generasi ke 9
1.2.3.1.1.3.2.1.1 Dalem Kudawarsa (Eyang Moreleng) memperisteri Nyi Rd. Tanurang Manik, putra Dalem Wangsareja (1.2.3.1.1.1.2) dan Nyi Rd. Tanurang Rucitawangi, mempunyai anak  : 
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1 Dalem Wangsa Dita I,  Bupati Limbangan Ke 3 (1726 -1740 M).
1.2.3.1.1.3.2.1.1.2 Rd. Candrakusumah

Generasi ke 10
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1 Dalem Wangsa Dita I memperisteri NRA Rajanagara, putra Tumenggung Tanoemadja Bupati Sumedang Ke 5 Tahun (1706–1709) Rd. Mamat dan Imas Hamilah, mempunyai anak :
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.1 Dalem Soerianagara 
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.2 Dalem Wangsadita II 
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.3 Dalem Soeriapraja atau Soeriadipraja
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.4 Nyi Rd. Natakaraton
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.5 Nyi Rd. Rajakaraton
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.6 Rd. Panghulu Limbangan
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.7 Nyi Rd. Purba
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.8 Rd. Wangsapraja
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.9 Rd. Wangsadinata
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.10 Nyi Rd. Pandon

Generasi ke 11

1.2.3.1.1.3.2.1.1.1 Dalem Soerianagara I memperisteri Dalem Istri Rajaningrat,  putra Pangeran Karuhun / Rangga Gempol IV (Mp. 1709 – 1744) dan Rd. Ajoe Banonagara, mempunyai anak :
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.1 Dalem Rd. Anom Kusumahdinata VIII (Dalem Anom) 
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.2 Adipati Soerianagara II
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.3 Dalem. Rd. Soerialaga / Soerialaga I / Adipati Koesoemadinata
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.4 Rd.A. Banonagara (Raden Ajeng)
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.5 Nyi Rd. Radjainten
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.6 Nyi Rd. Enang 

Generasi ke 12
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.2 Adipati Soerianagara II, Bupati Sumedang ke 9 (1761-1765) memperisteri Ni Mas Nagakasih, putra Kiai Ahsanoedin dan Ni Mas Lingganata, mempunyai anak :
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.2.1 Rd. Jamoe / Pangeran Kornel / Adipati Surianagara III (Kusumadinata IX), Bupati Sumedang ke 14 (1791-1828)
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.2.2 RA. Jogjanagara
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.2.3 NR. Sarianagara
1.2.3.1.1.3.2.1.1.1.2.4 NR. Bandinagara


MAKAM SUNAN RUMENGGONG
Lalu perjalanan saya teruskan berziarah ke makam Sunan Rumenggong dan Sunan Patinggi, karena sebelumnya saya sempat berdialog dengan kuncen Makam Sunan Cipancar Limangan / Limbangan.

Untuk menempuh ke Makam Sunan Rumenggong dari arah Makam Sunan Cipancar Prabu Limansenjaya Limbangan Garut, perjalanan ke arah makam Sunan Rumenggong berkelok-kelok hanya muat satu mobil tipe kijang, yang jarak tempuh kira-kira 20 km dari makam Sunan Cipancar Prabu Limansenjaya Limbangan Garut dan menanjak ke arah pembukitan dan masih jarang orang yang berziarah ke sini karena jauhnya.

Konon pula disini ke pebukitan ke atas lagi ke arah Gunung Batara Guru ada petillasan kerajan Karta Rahayu yang sejaman dengan kerajaan Kendan kira-kira abad 5-6 M di Gunung Batara Guru, namun saya tak sempat melanjutkan ke sana dikarenakan waktu yang singkat untuk nyucruk galur mapay patilasan para Karuhun yang ngaRuhunan ka urang Sunda Priangan sakabeh.




Makam Sunan Rumenggong/Prabu Layaran Wangi di Kampung Poronggol Desa Ciwangi Kecamatan Limbangan Garut

Makam-makam lainnya sekitar Makam Sunan Rumenggong

Makam-makam lainnya sekitar Makam Sunan Rumenggong

Makam-makam lainnya sekitar Makam Sunan Rumenggong

Sunan Derma Kingkin (Sunan Gordah)
Sunan Derma Kingkin adalah saudaranya Sunan Dayeuhmanggung. Beliau adalah Raja di Kerajaan Permana Puntang Timbanganten. Menurut Sejarah Asal Usul Limbangan dan Timbanganten, beliaulah mempunyai 3 orang putra, yaitu :
1. Sunan Ranggalawe
2. Sunan Rumenggong
3. Sunan Patinggi

Menurut Sejarah Limbangan, bahwa Sejarah Keluarga Besar Limbangan (Garut) dimulai sejak keberadaan Kerajaan Rumenggong atau Keprabuan Karta Rahayu, yang rajanya bernama Prabu Rakean Layaran Wangi atau Prabu Jayakusumah

Bila dikaitkan dengan nama Limbangan, Sejarah Keluarga Besar Limbangan (Garut) dimulai sejak Keprabuan Galeuh Pakuan (pecahan dari Kerajaan / Keprabuan Rumenggong) yang dirubah namanya, menjadi Kabupaten Limbangan oleh Adipati Limansenjaya atau Prabu Wjayakusumah atas perintah Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati di Cirebon pada tahun 1525 M.

Menurut Sajarah Silsilah Asal Usul Limbangan, bahwa Sunan Rumenggong adalah masih keturunan Prabu Jaya Dewata (Prabu Siliwangi) dari Nyi Putri Inten Dewata (putra Dalem Pasehan Timbanganten) dan masih saudara dari Sunan Ranggalawe (Ratu Timbanganten).

Sunan Rumenggong mempunyai 3 putra, yaitu :
1. Prabu Mundingwangi atau Sunan Cisorok.
2. Nyi Putri Buniwangi / Nyi Rambut Kasih Lh. -/+ 1470.
3. Dalem Emas (dari isteri keduanya).
Nyi Putri Buniwangi atau Nyi Putri Rambut Kasih menikah dengan Prabu Layakusumah putra Sri Baduga Maharaja dari Ratu Anten. Prabu Layakusumah adalah raja di Keprabuan Pakuan Raharja (Cicurug Sukabumi) sebagai vazal Kerajaan Pakuan Pajajaran (Bogor).

Menurut riwayat lain, disebutkan bahwa bahwa Sunan Rumenggong dari isteri pertama tidak mempunyai putra, tetapi memelihara Putri Ambetkasih alias Nyi Putri Buniwangi putra Sunan Patinggi Buniwangi.


Dari isteri keduanya Sunan Rumenggong dikaruniai 6 orang putra,yaitu :
1. Dalem Mangunharja (Sunan Galunggung), beputra : Dalem Singaharja; berputra Nagaparana.
2. Dalem Manggunrembung / Prabu Mundingwangi (Sunan Cisorok)
3. Dalem Mangunreksa (Sunan Manglayang)
4. Dalem Manguntaruna (Purbalingga Jawa Tengah)
5. Dalem Emas (Sunan Bunikasih)
6. Dalem Mangunkusumah (Lemah putih Depok)

Menurut riwayat, bahwa pada -/+ tahun 1600 M Nagaparana pernah mengadakan pemberontakan, yang menyebabkan tewasnya Tumenggung Wangsanagara (Sunan Kareseda) putra Prabu Wijayakusumah (Sunan Cipancar) di suatu tempat yang sekarang disebut Ragahiyang di Gunung Sadakeling. Pemberontakan ini dapat dipadamkan oleh Dalem Santowaan cucu Prabu Mundingwangi (Dalem Cibolerang Wanaraja).

Setelah wafat Sunan Rumenggong dimakamkan di Kampung Poronggol (sekarang termasuk Desa Ciwangi Kecamatan Limbangan). Sedangkan saudaranya, Sunan Patinggi makamnya ada di Kampung Nangkujajar Limbangan. (Sumber : sejarah Silsilah Limbangan). Namun berdasarkan keterangan Kuncen Makam Sunan Rumenggong ternyata Sunan Patinggi makamnya ada dilokasi disitu juga tak jauh dari makam Sunan Rumenggong/Prabu Layaran Wangi di Kampung Poronggol Desa Ciwangi Kecamatan Limbangan Garut.



Sunan Dayeuhmanggung

Ibunya adalah Nyai Putri Inten Dewata putra Sunan Permana Puntang atau Dalem Pasehan dari Kerajaan Timbanganten.

Sunan Dayeuhmanggung adalah Raja di Kerajaan Permana Puntang Timbanganten. Menurut Naskah Silsilah Menak-menak Limbangan, beliau adalah mertua Prabu Mundingwangi (Sunan Cisorok) putra Sunan Rumenggong (Limbangan).

Seperti pepatah Sunda mengatakan : "Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke, aya ma beuheula aya tu ayeuna, hanteu ma beuheula hanteu tu ayeuna. Hana tunggak hana watang, tan hana tunggak tan hana watang. Hana ma tunggulna aya tu catangna." Ada dahulu ada sekarang, bila tak ada dahulu tak akan ada sekarang, karena ada masa silam maka ada masa kini, bila tak ada masa silam takan ada masa kini. Ada tunggak tentu ada batang, bila tak ada tunggak tak akan ada batang, bila ada tunggulnya tentu ada batangnya. 


Salam Santun

Sumber Referensi :

- Penelusuran Situs Budaya Makam Raja-raja Galuh, Tembong Agung dan Sumedanglarang di Sumedang, RWS Sumedang 2004.
- Bagan Silsilah Leluhur Sumedang Susunan Yayasan tertanda Rd. Sumawilaga, tertanggal 16 April 1968.
- Bagan Silsilah Sejarah Galuh Pakuan (Balubur Limbangan) Tahun 1907, Kab. Garut No. 3061, disalin ulang oleh : Rd. H. Ating Djubaedi Syafe'i.
- Brosur Museum Prabu Geusan Ulun dan Silsilah Leluhur Sumedang di Susun oleh RM. Abdulllah Kartadibrata.

Baca Juga :