Sekilas Prabu Geusan Ulun Raja Terakhir Sumedang Larang dan Pajajaran


Menurut Sejarah Jawa Barat, Nyai Subanglarang adalah saudara sepupu Prabu Jaya Dewata. Beliau adalah putra Ki Gedeng Tapa, Syahbandar Muarajati Cirebon (menggantikan kakaknya Surawijaya Sakti) yang telah memeluk agama Islam. Ki Gedeng Tapa mengirimkan putranya untuk menjadi santri Syekh Quro (Syekh Hasanudin) Karawang.

Ketika itu daerah Karawang, Subang, Purwakarta dan Majalengka masih termasuk wilayah Kerajaaan Sindangkasih (dibawah Kerajaan Sunda Galuh) yang ketika itu rajanya adalah Maharaja Wastu Kancana (1371 – 1475 M) ayah dari kelima putranya, yaitu Prabu Susuk Tunggal, Prabu Dewa Niskala, Surawijaya Sakti, Ki Gedeng Sindangkasih dan Ki Gedeng Tapa.

Syekh Quro adalah sesepuh pesantren pertama di pesisir Utara wilayah Kerajaan Sunda Galuh tahun 1428 M. Ketika menikah dengan Nyai Subanglarang, Prabu Jaya Dewata masih remaja dengan nama Raden Pamanah Rasa atau Keukeumbingan Raja Sunu.

Adapun “Guru Agama Islam“ putra-putranya sebagaimana tersebut di atas, adalah Syekh Idlofi/Syekh Dzatuk Kahfi/Syekh Nurjati, seorang ulama keturunan Hadramaut yang berasal dari Mekah dan menyebarkan agama Islam di berbagai daerah di Kerajaan Sunda (Jawa Barat) dan selanjutnya menjadi sesepuh pesantren Pasambangan Gunung Jati Cirebon.

Salah satu cicit Syekh Dzatuk Kahfi adalah Pangeran Panjunan (Syekh Abdurahman). Cucu Pangeran Panjunan adalah Pangeran Santri (Ki Gedeng Sumedang) putra Pangeran Muhammad (Pangeran Panjunan).

Pangeran Santri (Ki Gedeng Sumedang) adalah suami dari Nyimas Ratu Inten Dewata (Ratu Pucuk Umum Sumedanglarang).
Dari Nyimas Ratu Inten Dewata (Ratu Pucuk Umum Sumedanglarang), Pangeran Santri dikaruniai 6 orang putra, diantaranya yaitu :
1. Pangeran Angkawijaya (Prabu Geusan Ulun).
2. Santowan Wirakusumah, yang keturunannya berada di Pagaden, Pamanukan dan Subang dll.
3. Demang Rangga Haji di Buah Dua
4. Kiayai Demang Watang di Buah Dua
5. Santowan Cikeruh
6. Santowan Awiluar di Cisarua Cimalaka

Dari garis ibu dan neneknya Prabu Geusan Ulun adalah keturunan Prabu Guru Aji Putih, yang rundayaannya sebagai berikut :
1. Prabu Guru Aji Putih - Kerajaan Tembong Agung – Darmaraja
2. Prabu Tajimalela/Prabu Agung Resi Cakrabuana
3. Prabu Gajah Agung/Wirajaya/Sunan Pagulingan
4. Sunan Guling/Mentalaya
5. Sunan Tuakan/Tirtakusumah
6. Nyimas Ratu Isteri Patuakan 1450–1530 M, isteri Sunan Corenda
7. Nyimas Ratu Inten Dewata/Dewi Setyasih/Ratu Pucuk Umum 1530–1578, isteri Pangeran Santri.
8. Prabu Geusan Ulun

Dari kakeknya garis ibu Prabu Geusan Ulun adalah keturunan Suryadewata atau Batara Gunung Bitung (pamannya Maharaja Linggabuana, Raja Sunda Galuh), yang rundayaannya sebagai berikut :
1. Suryadewata (Batara Gunung Bitung)
2. Sudayosa (Kang katetek ing wanaraja)
3. Darmasuci (Raja Talaga)
4. Sunan Talagamanggung
5. Ratu Simbarkancana, isteri Kusumalaya (adiknya Prabu Jaya Dewata/Sri Baduga/Prabu Siliwangi)
6. Sunan Corenda, suami Nyimas Ratu Isteri Patuakan
7. Nyimas Ratu Inten Dewata/Dewi Setyasih/Ratu Pucuk Umum 1530 – 1578, isteri Pangeran Santri.
8. Prabu Geusan Ulun.

Dari garis laki-laki Prabu Geusan Ulun adalah keturunan Syekh Dzatuk Kahfi, yang rundayaannya sebagai berikut :
1. Syekh Dzatuk Kahfi
2. Pangeran Panjunan (Syekh Abdurahman)
3. Pangeran Muhammad
4. Pangeran Kusumadinata/Pangeran Santri, suami Nyimas Dewi Inten Dewata (Ratu Pucuk Umum Sumedang)
5. Prabu Geusan Ulun

Dalam waktu pemerintahan Kerajaan Sumedanglarang terakhir inilah kerajaan Pajajaran Runtag, oleh sebab Prabu Geusan Ulun masih keturunan Prabu Siliwangi, rakyat pajajaran mengakui prabu Geusan Ulun serta memasrahkan Kerajaan Pajajaran kepada beliau.


Adapun batas wilayahnya sebelah utara dan selatan adalah lautan, sebelah barat sungai Cisadane dan sebelah Timur adalah Kali Cipamali.

Pangeran Geusan Ulun diaping oleh 4 kandaga lente/Senapati Pajajaran yaitu :
1. Sayang Hawu (Jaya Perkosa)
2. Nangganan
3. Kondang Hapa
4. Terongpeot.



Silsilah Pangeran Santri (Raden Sholih) 
Berdasarkan Naskah kuno Negarakertabumi (thn 1645M), yang ditulis oleh R. Wangsakerta:
1. Nabi Muhammad SAW
2. Sayyidah Fatimah Az-Zahra / Sayyidina Ali Karamallahu Wajhah
3. Sayyid Husain Asy-Syahid
4. Sayyid 'Ali Zainal 'Abidin
5. Sayyid Muhammad al-Baqir
6. Sayyid Ja'far ash-Shadiq
7. Sayyid Ali Al-Uraidhi
8. Sayyid Muhammad An-Naqib
9. Sayyid 'Isa Naqib Ar-Rumi
10. Sayyid Ahmad al-Muhajir
11. Sayyid Al-Imam 'Ubaidillah
12. Sayyid Alawi Awwal
13. Sayyid Muhammad Sohibus Saumi'ah
14. Sayyid Alawi Ats-Tsani
15. Sayyid Ali Kholi' Qosim
16. Sayyid Muhammad Sohib Mirbath
17. Sayyid Alawi Ammil Faqih
18. Sayyid Amir 'Abdul Malik Al-Muhajir Azmatkhan
19. Abdullah Azmatkhan
20. Syekh Abdul Qodir Kaelani
21. Syekh Datuk Isa
22. Syekh Datuk Ahmad
23. Syekh Datuk Kahfi
24. Pangeran Panjunan Cirebon (Sayyid Maulana Abdurrahman)
25. Pangeran Palakaran (Pamelakaran) / Maulana Muhammad
26. Pangeran Santri/Raden Sholih (Ki Gedeng Sumedang / Pangeran Kusumahdinata 1)
27. Prabu Geusan Ulun 


Jikalau melihat silsilah/dzuriat/nasab ini pangeran Santri adalah seorang ulama thooriqoh / tarekah pada jamannya.  


MARGA WRETIKENDAYUN
- ♀ Ratu Komara (Dewi Komalasari bin Purbasora), dari suaminya Arya Bimaraksa bin Jantaka berputra, :
1. ♂ Prabu Guru Aji Putih menikah dengan Dewi Nawang Wulan (Ratna Inten), berputra :
- ♂ 1.1. Prabu Tajimalela / Batara Kusuma (Prabu Agung Resi Cakrabuana)
- ♂ 1.2. Jagat Buana / Langlangbuana
- ♂ 1.3. Haris Darma
- ♂ 1.4. Sakawayana / Aji Saka

2. ♂ Prabu Tajimalela / Batara Kusuma (Prabu Agung Resi Cakrabuana), berputra :
- ♂ 2.1. Prabu Lembu Agung / Jayabrata / Batara Sakti (Prabu Lembu Peteng Aji) gelar : 778 - 893, Sumedang Larang, Prabu Sumedang Larang Ke 2
- ♂ 2.2. Prabu Gajah Agung / Atmabrata, gelar: 893 - 998, Sumedang Larang, Prabu Sumedang Larang Ke 3.
- ♂ 2.3. Sunan Ulun / Mariana Jaya / Batara Dikusuma

3. ♂ Prabu Gajah Agung / Atmabrata gelar: 893 - 998, Sumedang Larang, Prabu Sumedang Larang Ke 3, berputra :

4. ♂ Prabu Pagulingan / Sunan Guling (Jagabaya)??? gelar: 998 - 1114, Sumedang Larang, Prabu Sumedang Larang Ke 4, berputra :

5. ♂ Sunan Guling / Mertalaya, gelar: 1114 - 1237, Sumedang Larang, Raja Sumedang Larang Ke 5, berputra :
- ♂ 5.1. Sunan Tuakan / Tirtakusuma gelar: Sumedang Larang, Prabu Sumedang Larang Ke 6 (1237 – 1462 M), kalau jadi Raja 225 tahun, umurnya sekitar 250 thn (Ngarang...!!!
- ♂ 5.2. Jayadinata
- ♂ 3.3. Kusuma Jayadiningrat

6. ♂ Sunan Tuakan / Tirtakusuma, gelar: Sumedang Larang, Prabu Sumedang Larang Ke 6 (1237 – 1462 M), berputra :
- ♀ 6.1. Nyai Mas Patuakan / Ratu Sintawati, kelahiran : 1444 gelar : 1462 - 1530, Sumedang Larang, Prabu Sumedang Larang Ke-7, kematian: 1530.
- ♀ 6.2. Sari Kencana yang dititikah oleh Prabu Limansenjaya (Jaya Kusumah 1) Limbangan Garut.

7. ♀ 1. Nyai Mas Patuakan / Ratu Sintawati, kelahiran: 1444 gelar: 1462 - 1530, Sumedang Larang, Prabu Sumedang Larang Ke-7 menikah dengan ♂ Sunan Corenda, berputra :

8. ♀ Ratu Pucuk Umum / Nyi Mas Ratu Inten Dewata (Pangeran Istri) menikah dengan ♂ Pangeran Santri / Kusumadinata I (Raden Solih) putra dari ♂ Pangeran Muhammad bin Pelakaran dari Nyi Armillah ♀ Nyi Armilah, gelar : 1530 - 1578, Sumedang Larang, Prabu Sumedang Larang Ke 8. Berputra :
- ♂ 8.1. Prabu Geusan Ulun / Pangeran Kusumadinata II / Pangeran Angkawijaya  Raja Sumedang Larang ke 9 (19 Juli 1556 - 1610)
- ♂ 8.2. Demang Rangga Hadji
- ♂ 8.3. Kiyai Demang Watang
- ♂ 8.4. Santowaan Wirakusumah
- ♂ 8.5. Santowaan Cikeruh
- ♂ 8.6. Santowaan Awiluar

Sumedang Selatan
Kemudian Sunan Tuakan digantikan oleh putrinya yang kedua yang bernama Ratu Sintawati alias Nyai Mas Patuakan (1462 – 1530 M) sebagai raja Sumedang Larang ketujuh, Ratu Sintawati menikah dengan Sunan Corenda raja Talaga putera Ratu Simbar Kancana dari Kusumalaya putra Dewa Niskala penguasa Galuh. Dari Ratu Sintawati dan Sunan Corenda mempunyai putri bernama Satyasih atau dikenal sebagai Ratu Inten Dewata setelah menjadi penguasa Sumedang yang kedelapan bergelar Ratu Pucuk Umum (1530 – 1578 M).


Pada masa Ratu Sintawati agama Islam mulai menyebar di Sumedang pada tahun 1529 M. Agama Islam disebarkan oleh Maulana Muhammad alias Pangeran Palakaran putera Maulana Abdurahman alias Pangeran Panjunan. Pangeran Palakaran menikah dengan Nyi Armilah seorang puteri Sindangkasih Majalengka dan hasil pernikahan tersebut pada tanggal 6 bagian gelap bulan jesta tahun 1427 saka (+ 29 Mei 1505 M) lahirlah seorang putra bernama Rd. Solih atau Ki Gedeng Sumedang alias Pangeran Santri. Kemudian Pangeran Santri menikah dengan Ratu Pucuk Umum, yang akhirnya Pangeran Santri menggantikan Ratu Pucuk Umum sebagai penguasa Sumedang, Pangeran Santri dinobatkan sebagai raja Sumedang Larang dengan gelar Pangeran Kusumadinata I pada tanggal 13 bagian gelap bulan Asuji tahun 1452 saka (+ 21 Oktober 1530 M), Pangeran Santri merupakan murid Sunan Gunung Jati.

Pangeran Santri merupakan penguasa Sumedang pertama yang menganut agama Islam dan berkedudukan di Kutamaya Padasuka sebagai Ibukota Sumedang Larang yang baru, sampai sekarang di sekitar situs Kutamaya dapat dilihat batu bekas fondasi tajug keraton Kutamaya. Pada tanggal 3 bagian terang bulan srawana tahun 1480 saka (+ 19 Juli 1558 M) lahirlah Pangeran Angkawijaya yang kelak bergelar Prabu Geusan Ulun putera dari Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umum. Pada masa pemerintahan Pangeran Santri kekuasaan Pajajaran sudah menurun di beberapa daerah termasuk Sumedang dan pada tanggal 11 Suklapaksa bulan Wesaka 1501 Sakakala atau tanggal 8 Mei 1579 M Pajajaran “Sirna ing bumi” Ibukota Padjajaran jatuh ke tangan pasukan Kesultanan Surasowan Banten. 

Pada tahun 1578 tepatnya pada hari Jum’at legi tanggal 22 April 1578 atau bulan syawal bertepatan dengan Idul Fitri di Keraton Kutamaya Sumedang Larang Pangeran Santri menerima empat Kandaga Lante yang dipimpin oleh Sanghiang Hawu atau Jaya Perkosa, Batara Dipati Wiradidjaya (Nganganan), Sangiang Kondanghapa, dan Batara Pancar Buana Terong Peot membawa pusaka Pajajaran dan alas parabon untuk di serahkan kepada penguasa Sumedang Larang dan pada masa itu pula Pangeran Angkawijaya / Pangeran Kusumadinata II dinobatkan sebagai raja Sumedang Larang dengan gelar Prabu Geusan Ulun (1578 – 1610), sebagai nalendra penerus kerajaan Sunda dan mewarisi daerah bekas wilayah Pajajaran, sebagaimana dikemukakan dalam Pustaka Kertabhumi I/2 (h. 69) yang berbunyi; “Ghesan Ulun nyakrawartti mandala ning Pajajaran kangwus pralaya, ya ta sirnz, ing bhumi Parahyangan. Ikang kedatwan ratu Sumedang haneng Kutamaya ri Sumedangmandala” (Geusan Ulun memerintah wilayah Pajajaran yang telah runtuh, yaitu sirna, di bumi Parahiyangan. Keraton raja Sumedang ini terletak di Kutamaya dalam daerah Sumedang), selanjutnya diberitakan “Rakyan Samanteng Parahyangan mangastungkara ring sira Pangeran Ghesan Ulun” (Para penguasa lain di Parahiyangan merestui Pangeran Geusan Ulun). 

“Anyakrawartti” biasanya digunakan kepada pemerintahan seorang raja yang merdeka dan cukup luas kekuasaannya. Dalam hal ini istilah “nyakrawartti” maupun “samanta” sebagai bawahan, cukup layak dikenakan kepada Prabu Geusan Ulun, hal ini terlihat dari luas daerah yang dikuasainya, dengan wilayahnya meliputi seluruh Padjajaran sesudah 1527 masa Prabu Prabu Surawisesa dengan batas meliputi; Sungai Cipamali (daerah Brebes sekarang) di sebelah timur, Sungai Cisadane di sebelah barat, Samudra Hindia sebelah Selatan dan Laut Jawa sebelah utara. Daerah yang tidak termasuk wilayah Sumedang Larang yaitu Kesultanan Banten, Jayakarta dan Kesultanan Cirebon. Dilihat dari luas wilayah kekuasaannya, wilayah Sumedang Larang dulu hampir sama dengan wilayah Jawa Barat sekarang tidak termasuk wilayah Banten dan Jakarta kecuali wilayah Cirebon sekarang menjadi bagian Jawa Barat.

9. Prabu Prabu Geusan Ulun / Pangeran Kusumadinata II / Pangeran Angkawijaya  Raja Sumedang Larang ke 9 (Mp 1578 - 1610)
Dari Isteri Ke 1 ♀ Nyi Mas Cukang Gedeng Waru bin Sunan Arya Pada (Prabu Seda), beputra :
1. ♂ Pangeran Rangga Gede / Kusumadinata IV
2. ♂ Raden Aria Wirareja I
3. ♂ Kiyai Kadu Rangga Gede
4. ♂ Kiyai Rangga Patra Kelana / Kalasa / Pangeran Rangga Permana
5. ♂ Kyai Aria Rangga Pati
6. ♂ Kyai Ngabehi Watang
7. ♀ Nyi Mas Demang Cipaku
8. ♀ Nyi Mas Ngabehi Martayuda
9. ♂ Nyi Mas Rangga Wiratama
10. ♀ Nyi Mas Rangga Pamade
11. ♀ Nyi Mas Dipati Oekoer

Dari Isteri Ke 2 ♀ Harisbaya, berputra :
1. ♂ Pangeran Rangga Gempol I / Kusumadinata III / Pangeran Aria Soeriadiwangsa
2. ♂ Pangeran Tumenggung Tegalkalong

Dari Isteri ke 3 ♀ Nyi Mas Pasarean, berputra :
1. ♂ Kiyai Demang Cipaku

Menurut Sejarah Limbangan, kelak keturunan Pangeran Angkawijaya atau Prabu Geusan Ulun (Raja Sumedanglarang 1578 – 1601 M) secara turun temurun menjadi para Bupati Sumedang kecuali 1 (anak tiri), 11, 12 dan 13, yaitu  :
1.  Pangeran Aria Suriadiwangsa/Pangeran Rangga Gempol I (1601 – 1625 M). Anak Tiri Prabu Geusan Ulun dari Ratu Harisbaya. Beliau adalah putra dari Panembahan Ratu (Sultan Cirebon). *)
2.  Pangeran Rangga Gede (1625 – 1633 M) Putra Prabu Geusan Ulun
3.  Raden Bagus Weruh Kusumadinata/Pangeran Rangga Gempol II (1633 – 1656 M)
4.  Pangeran Rangga Gempol III/Pangeran Panembahan (1656 – 1705 M)
5.  Dalem Adipati Tanumaja (1705 – 1709 M) mertua Dalem Wangsadita I (Bupati Limbangan 3 1740 – 1744 M).
6.  Pangeran Kusumadinata/Pangeran Karuhun (1709 – 1744 M)
7.  Dalem Istri Rajaningrat (1744 – 1759 M) isteri saudara sepupunya Dalem Surianagara I (putra Dalem Wangsadita I Bupati Limbangan 3).
8.  Dalem Adipati Kusumadinata/Dalem Anom (1759 – 1761 M) Putra 7.
9.  Dalem Adipati Surianagara II (1761 – 1765) Putra 7.
10. Dalem Adipati Surialaga I/Dalem Panungtung (1765 – 1773 M) Putra 7.
11. Dalem Adipati Tanubaya (1773 – 1775 M) asal Parakanmuncang.
12. Dalem Adipati Patrakusumah (1776 – 1789 M) menantu 11.
13. Dalem Aria Sacapati (1789 – 1791 M).
14. Rd. Jamu/Pangeran Kusumadinata/Pangeran Kornel (1791 – 1828 M) Putra 9.
15. Dalem Adipati Kusumahyuda I /Dalem Ageung (1828 – 1833 M)
16. Dalem Adipati Kusumahdinata/Dalem Alit (1833 – 1834 M) putra Dalem Adipati Adiwijaya (Bupati Limbangan Garut 1813 – 1833 M).
17. Rd. Tumenggung Suriadilaga/Dalem Sindangraja (1834 – 1836 M)
18. Rd. Somanagara/Pangeran Suriakusumah Adinata/Pangeran Sugih (1836 – 1882 M) putra 15.
19. Pangeran Aria Suriaatmaja/Pangeran Mekah (1882 – 1919 M)
20. dst.
*)Pangeran Rangga Gempol I (Rd. Aria Suradiwangsa) adalah mertua Pangeran Kusumadiningrat leluhur Dalem Wirawangsa (Bupati Sukapura). Adapun Nyi Rd. Rajanagara, kakaknya Pangeran Karuhun/Kusumadinata putra Dalem Tanumaja menikah dengan Dalem Wangsadita I (Bupati Limbangan 3 1740 -1744 M) mempunyai putra Dalem Surianagara I (yang menurunkan para Bupati Sumedang sebagaimana tsb. di atas), Wangsadita II dan saudara-saudara yang menurunkan para Bupati Limbangan)


===============
Sumber Bacaan :
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Sumedang_Larang (Sumedang Larang)
2. http://silsilah-ernimuthalib.blogspot.com/2011/12/silsilah-pangeran-santri-koesoemadinata.html
3. http://sumedanglarang.blogspot.com/2008/03/sumedang-dari-masa-ke-masa.html - (Ayahnya: Pangeran Muhammad Pelakaran), Ibunya: Nyi Armilah)
4. http://silsilah-ernimuthalib.blogspot.com/2012/08/silsilah-pangeran-santri-gen01-13-2012.html (Gen 1-13)
5. http://silsilah-ernimuthalib.blogspot.com/2011/12/silsilah-pangeran-santri-koesoemadinata_4903.html (Gen 14)
6. http://silsilah-ernimuthalib.blogspot.com/2012/02/silsilah-pangeran-santri-koesoemadinata_8196.html (Gen 14-20)
7. http://id.rodovid.org/wk?title=Marga:Sumedang_Larang&limit=500&offset=0
8. http://id.rodovid.org/wk/Orang:860517 (Pangeran Santri)
8. http://id.rodovid.org/wk/Orang:860518 (Pangeran Geusam Ulun)
9. http://id.rodovid.org/wk/Orang:860565 (Pangeran Rangga Gempol I / Kusumadinata III / Pangeran Aria Soeriadiwangsa)
10. http://id.rodovid.org/wk/Orang:860525 (Pangeran Rangga Gede / Kusumadinata IV)

Baca Juga :

Tidak ada komentar